1) Buka pertemuan dengan membangun suasana yang nyaman dengan seluruh peserta.
Sampaikan selamat kepada para peserta yang telah diamanahkan oleh masyarakat untuk menjadi anggota BKM/LKM. Ingatkan bahwa sangat berbeda menjadi anggota BKM/LKM dengan menjadi anggota DPR. Menjadi anggota BKM/LKM adalah pengabdian. Jangan pernah berharap imbalan atau fasilitas selama menjadi anggota BKM/LKM. Sampaikan juga bahwa keberadaan peserta di ruangan ini juga amanah untuk menjadi fasilitator penyusunan PJM Pronangkis atau biasa disebut tim perencanaan partisipatif (PP).
2) Jelaskan bahwa langkah selanjutnya setelah pembentukan BKM/LKM adalah penyusunan Perencanaan Jangka Menengah Program Penanggulangan Kemiskinan atau biasa disingkat sebagai PJM Pronangkis. Selama beberapa waktu ke depan kita akan belajar sambil bekerja mengenai PJM Pronangkis. Kita akan belajar : ”Apa itu PJM Pronangkis?”, ”Apa pentingnya PJM Pronangkis bagi kerja penanggulangan kemiskinan di kelurahan/desa?”, ”Bagaimana cara menyusunnya?”, dst. Sebelum bubar dari pertemuan ini, kita akan menyusun rencana kerja penyusunan PJM Pronangkis, yang akan bersama-sama kita kawal.
3) Ajaklah peserta untuk mengingat kembali rangkaian siklus PNPM Mandiri Perkotaan. Tampilkan Media Bantu : Lembar Balik Siklus PNPM Mandiri Perkotaan. Jelaskan bahwa kita telah sama- sama melalui tahapan demi tahapan mulai rembug kesiapan masyarakat hingga pembentukan BKM.
4) Ajukan pertanyaan kepada peserta: “Seandainya mereka memiliki mesin pembalik waktu sehingga bisa mengulang kembali proses pemetaan swadaya dan pembentukan BKM, hal-hal apa saja yang akan mereka perbaiki di setiap tahapan tersebut?” Lakukan curah pendapat. Tulislah pendapat peserta di papan tulis.
Hal-hal yang perlu diperbaiki dalam proses pemetaan swadaya | Hal-hal yang perlu diperbaiki dalam proses pembentukan BKM |
| |
5) Beri umpan balik dengan mengingatkan peserta bahwa catatan ini menjadi penting bagi kita
semua untuk ’menambal’ kekurangan proses yang terjadi sehingga proses di depan akan semakin baik.
Diskusi Konsep PJM Pronangkis
1) Sampaikan kepada peserta bahwa saat ini kita akan belajar konsep PJM Pronangkis. Ingatkan peserta mengenai pentingnya perencanaan.
Untuk mencapai suatu tujuan, harus selalu dimulai dari proses perencanaan, contohnya
apabila mau mengadakan resepsi untuk pernikahan anak kita, akan dimulai menyusun, siapa yang akan diundang, tempat resepsinya dimana, siapa yang akan menjadi panitia, berapa biaya yang diperlukan, langkah langkah apa yang harus dilakukan, dll.
Perencanaan peranannya sangat penting sekali. Kegiatan tanpa perencanaan akan lebih banyak berpeluang untuk gagal dibanding keberhasilannya. Sebaliknya kegiatan yang didasari dengan perencanaan yang matang, maka akan sedikit resiko kegagalannya.
2) Bagikan kepada peserta buku Pedoman Teknis Perencanaan Partisipatif PJM Pronangkis. Minta peserta untuk membacanya beberapa saat.
3) Diskusikan bersama seluruh peserta
Apa yang di maksud dengan PJM Pronangkis ?
Mengapa perlu ada PJM pronangkis ?
Apa tujuan dan manfaat PJM pronangkis ?
PJM Pronangkis adalah perencanaan partisipatif warga untuk mengembangkan program
penanggulangan kemiskinan, baik jangka pendek selama satu tahun maupun jangka menengah selama 3 tahun, program dikembangkan berdasarkan kepada visi (cita – cita) warga mengenai masa depan kelurahan / desa di masa yang akan datang sesuai dengan potensi yang ada serta memecahkan permasalahan yang sudah dikaji dalam siklus pemetaan swadaya.
4) Sampaikan kembali pembelajaran yang diperoleh.
Diskusi Hubungan PJM Pronangkis & RPJM Desa/ Kelurahan
1) Beri pengantar bahwa proses penyusunan PJM Pronangkis harus melibatkan semua pihak yang ada di desa/kelurahan, mulai dari perangkat hingga masyarakat desa/kelurahan. Ini sangat penting agar PJM Pronangkis bisa dipahami oleh semua pihak dan menjadi acuan pembangunan desa/kelurahan. Di sisi lain, desa/kelurahan memiliki juga rencana pembangunan jangka menengah yang biasa disebut Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) atau kalau di tingkat kelurahan disebut Rencana Strategis (Renstra) Kelurahan. Saat ini kita akan belajar mengenai keterkaitan kedua jenis dokumen perencanaan tersebut.
2) Presentasikan Media Bantu : Perencanaan Pembangunan Desa.
3) Diskusikan keterkaitan PJM Pronangkis dengan RPJM Desa/kelurahan.
4) Sampaikan kesimpulan pembelajaran yang diperoleh.
RPJM Desa / kelurahan adalah program yang telah direncanakan untuk mencapai “mimpi
desa” atau harapan yang ingin dicapai dari berbagai aspek pembangunan, seperti aspek: aspek kesehatan, pendidikan, sosial budaya, prasarana dan sarana sosial ekonomi, serta ekonomi produktif masyarakat desa. “Mimpi Desa” ini sesuai dengan sumberdaya desa yang ada serta potensi desa yang dapat dikembangkan sehingga dapat memakmurkan dan mensejahterakan masyarakat desa. Mimpi desa ini di tuangkan dalam bentuk “Visi” pembangunan yang ada di RPJM Desa / kelurahan yang dirumuskan bersama masyarakat melalui proses musrenbang.
RPJM Desa adalah rencana pembangunan jangka menengah desa yang disusun oleh masyarakat untuk jangka waktu pelaksanaan lima tahun. Rencana pembangunan ini dilaksanakan dengan memperhatikan kemampuan masyarakat dan pemanfaatan sumber daya pembangunan yang ada guna menjawab permasalahan dan kebutuhan masyarakat.
Maksud penyusunan RPJM Desa adalah :
a. Desa memiliki rencana induk pembangunan yang berkesinambungan dalam jangka waktu lima tahun.
b. Merupakan masukan bagi penyusunan RPJM Kecamatan.
c. Mengarahkan dan memudahkan desa dalam penyusunan RPT (rencana pembangunan tahunan ) desa.
Tujuan Penyusunan RPJM Desa adalah :
a. Adanya dokumen tertulis rencana pembangunan di desa. b. Pemanfaatan sumber daya pembangunan.
c. Menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan yang dilaksanakan secara bertahap.
Dalam RPJM desa dirumuskan prioritas – prioritas pembangunan agar mimpi tersebut tercapai. Yang menjadi prioritas pembangunan desa, seharusnya salah satu prioritasnya adalah penanggulangan kemiskinan, karena ditingkat nasionalpun penanggulangan kemiskinan menjadi prioritas utama, sehingga perlu ada perhatian khusus terhadap penanggulangan kemiskinan.
PJM Pronangkis adalah merupakan perencanaan masyarakat untuk menanggulangi kemiskinan, sehingga PJM Pronangkis merupakan bagian dari RPJM Desa yang lebih fokus
di dalam penanggulangan kemiskinannya. Didalam implementasinya PJM Pronangkis, harus dapat mendorong terwujudnya visi pembangunan yang ada didalam RPJM desa. Sehingga visi di PJM Pronangkis harus sejalan dengan visi pembangunan yang ada di dokumen RPJM desa.
Proses Fasilitasi Penyusunan PJM Pronangkis
1) Jelaskan alur penyusunan PJM Pronangkis dengan menggunakan Media Bantu : Diagram Alir Perencanaan Partisipatif PJM Pronangkis. Sampaikan bahwa untuk mempelajari lebih detail akan kita lakukan dalam diskusi kelompok.
2) Bagi peserta menjadi 5 kelompok kecil. Ingatkan peserta untuk menggunakan pedoman teknis sebagai acuan diskusi. Khusus kelompok 1 dan 2 dapat juga menggunakan Training Kit: Panduan Fasilitasi Penyusunan PJM Pronangkis.
· Kelompok 1 mendiskusikan proses penggalian visi warga di tingkat kelompok komunitas.
· Kelompok 2 mendiskusikan proses lokakarya perencanaan partisipatif kelurahan/desa
untuk penyusunan visi, misi, tujuan, target, program dan kegiatan serta prioritas kegiatan di renta pertama.
· Kelompok 3 mendiskusikan penyusunan draft dokumen PJM Pronangkis.
· Kelompok 4 mendiskusikan konsultasi dan sosialisasi PJM Pronangkis tingkat kelurahan/desa (pameran dan lelang amal).
· Kelompok 5 mendiskusikan sosialisasi PJM Pronangkis ke seluruh masyarakat
kelurahan/desa.
3) Sampaikan bahwa setelah diskusi kelompok memahami tahapan-nya, setiap kelompok akan membuka stan/pameran untuk ’memamerkan’ apa yang telah dipelajari kepada pengunjung (peserta lain). Oleh karena itu kemaslah hasil belajar sebaik mungkin, sevisual mungkin. Ingatkan peserta bahwa tujuan dari proses ini adalah semua peserta memahami semua tahapan penyusunan PJM Pronangkis. Untuk kavling stan pameran, apabila di dalam ruang kelas tidak mencukupi dapat juga menggunakan area di luar kelas.
4) Setelah diskusi kelompok dan persiapan pameran selesai, ajak peserta berbondong-bondong menuju stan pertama (kelompok 1). Pertama, beri kesempatan kepada tuan rumah untuk presentasi. Lalu dorong pengunjung untuk bertanya. Pemandu dapat langsung memberikan masukan atau pencerahan sehingga semua peserta jelas proses penyusunan PJM. Satu stan selesai, beralihlah ke stan nomor urut berikutnya.
5) Sampaikan kembali pembelajaran yang diperoleh. Tutup sessi belajar.
Di dalam proses penyusunan PJM pronangkis harus banyak melibatkan aparat desa /
kelurahan termasuk lembaga – lembaga yang ada diwilayah desa / kelurahan. Ini penting karena PJM Pronangkis merupakan programnya masyarakat kelurahan/desa, bukan milik BKM. Karena itu PJM Pronangkis harus menjadi acuan di dalam proses musrenbang, sehingga sumber pendanaan dapat di perjuangkan melalui APBD atau sumberdaya lainnya.
Lebih diutamakan lagi BKM dapat mengundang pihak – pihak terkait, diantaranya aparat dari dinas – dinas : Bappeda, BPMD, kesehatan, pendidikan dan lainnya, untuk menjadi
narasumber, sehingga akan kita ketahui rencana - rencana ke depan seperti apa, program – program apa saja yang akan efektif untuk menanggulangi kemiskinan, apa yang bisa dkontribusikan oleh masyarakat desa / kelurahan dalam mencapai cita – cita tersebut, bagaimana peran pemerintah kota / kabupaten dalam memfasilitasi ke depannya.
Pada dasarnya perencanaan ini harus melibatkan sebanyak mungkin warga di desa/
kelurahan melalui suatu rembug. Untuk itu perlu dibentuk tim perencanaan partisipatif (PP)
yang akan memfasilitasi kegiatan perencanaan partisipatif. Tim PP dapat terdiri dari :
anggota BKM/LKM
tim pemetaan swadaya
aparat desa / kelurahan
wakil lembaga tingkat desa / kelurahan
relawan
relawan khusus (bidan desa, PKK, guru, dll)
Untuk lebih memudahkan sebaiknya ada pembagian peran dari tim perencanaan partisipatif, misalnya : (1) tim kerja penggalian visi warga tingkat komunitas; (2) tim kerja lokakarya tingkat kelurahan; dan (3) tim kerja penyusunan PJM Pronangkis dan renta.
Peranan BKM dalam hal ini adalah memfasilitasi proses penyusunan PJM Pronangkis agar berjalan dengan lancar; diantaranya pembentukan Tim PP hingga coaching sampai kegiatan
– kegiatan ke depannya.
Dalam penyusunan rencana, sangat penting sekali bahwa masyarakat terlibat dalam proses secara langsung maupun tidak langsung. Masyarakat diajak diskusi mulai dari awal. Karena kalau tidak terlibat dalam proses dan masyarakat hanya tinggal beresnya, hal ini dapat menyebabkan kurangnya rasa tanggungjawab terhadap kegiatan dan tidak menutup kemungkinan bahwa pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan harapan atau kebutuhan masyarakat.
Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan
Selokan di RT 01 Kelurahan Cisaat, pada musim hujan seringkali terjadi banjir. Hal ini sangat mengganggu warga setempat karena limpasan banjir dari selokan tersebut, apabila hujannya besar bisa sampai ke rumah – rumah di sekitarnya. Bapak Sudi, tokoh masyarakat mengusulkan kepada
Bu RT untuk mengatasi masalah tersebut. Bu RT kemudian mengundang beberapa pihak termasuk Pak Lurah untuk membicarakan masalah tersebut. Ternyata dari hasil pembicaraan tersebut diketahui bahwa banjir yang terjadi disebabkan oleh sampah yang banyak memenuhi selokan. Sampah – sampah tersebut berasal dari sampah rumah tangga warga setempat. Kemudian mereka mengajak warga masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan. Akan tetapi warga masyarakat sulit sekali untuk diajak, karena mereka tidak mengerti bahwa penyebab banjir karena selokannya dipenuhi oleh sampah, dan mereka juga bingung mau membuang sampah kemana kalau tidak ke selokan.
Proses yang dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Cisaat untuk mengatasi banjir sebetulnya adalah proses pembangunan dalam skala RT. Sebenarnya warga masyarakat mampu melakukan pemecahan masalah yang terjadi di wilayahnya. Inisiatif dari Bapak Sudi dan keterlibatan beberapa pihak dalam memecahkan masalah tadi yang biasa disebut dengan partisipasi masyarakat dalam pembangunan .
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan adalah keterlibatan masyarakat dalam proses pemecahan masalah seluruh warga (kepentingan seluruh warga) di wilayahnya yang dilakukan secara sukarela. Partisipasi bisa bermacam – macam misalnya : terlibat dalam penyuluhan, menyumbang dana, ikut menyumbangkan pikiran dan sebagainya. Partisipasi yang paling baik adalah ikut terlibat di dalam proses pengambilan keputusan melalui musyawarah warga. Terlibat bukan hanya sekedar datang dalam pertemuan akan tetapi juga menyumbangkan saran, pendapat atau gagasan – gagasan bagi topik – topik yang sedang dibahas.
Apabila dilihat dari kasus di Desa Cisaat, tidak semua warga terlibat dalam proses pemecahan masalah banjir tersebut. Ibu RT hanya mengundang beberapa tokoh masyarakat untuk membahas dan menyelesaikan masalah tersebut. Warga masyarakat biasa yang bukan tokoh, warga miskin, warga yang berpendidikan rendah, buta huruf, adalah kalangan yang seringkali tidak mendapat tempat dalam kegiatan – kegiatan di lingkungannya.
Banyak warga yang tidak mengetahui termasuk kaum perempuan , bahwa terlibat di dalam kegiatan masyarakat merupakan cara untuk berbuat bagi sesama (wujud dari kepedulian kita terhadap lingkungan) atau bisa juga dikatakan bahwa keterlibatan dalam pemecahan masalah di lingkungan adalah perwujudan dari rasa kemanusiaan. Artinya apabila kita ikut terlibat untuk memecahkan masalah lingkungan, kita sudah memberikan apa yang ada dalam diri kita untuk lingkungan, melakukan tanggungjawab kita sebagai manusia. Manusia yang mampu memunculkan kemanusiaannya inilah yang merupakan manusia sejati. Di sisi lain keterlibatan dalam proses pembangunan merupakan penghargaan terhadap kita sebagai manusia yang mempunyai hak untuk menentukan nasib sendiri.
Manfaat dari keterlibatan dalam proses pemecahan masalah tadi adalah :
· Masalah yang dirumuskan sendiri, akan lebih tepat karena tidak ditentukan oleh orang lain. Jadi masalah adalah yang dirasakan bersama bukan apa yang dihadapi oleh orang luar, oleh
sebagian tokoh, hanya kaum laki – laki dan sebagainya.
· Kegiatan akan lebih tepat sasaran, karena semua terlibat untuk menentukan untuk apa dan untuk siapa kegiatan ini dilakukan. Artinya yang merasakan hasilnya adalah masyarakat, bukan orang luar atau hanya untuk kepentingan orang – orang tertentu saja.
· Kegiatan yang dibangun akan menjadi milik masyarakat sepenuhnya. Kepemilikan ini akan memunculkan semangat untuk memelihara hasil – hasil pembangunan tersebut.
· Masyarakat bisa saling belajar, proses dialog baik dalam diskusi kecil yang dilakukan oleh
beberapa orang maupun dalam musyawarah warga merupakan proses saling berbagi pengetahuan dan informasi. Kita dapat mempunyai pengetahuan atau informasi baru dari apa yang dikemukakan oleh warga lain yang sama – sama terlibat dalam proses musyawarah.
· Dengan membicarakan masalah – masalah bersama, kita juga dapat mengetahui masalah yang
dialami oleh orang lain, atau masalah yang kita hadapi dibahas bersama warga yang lain sehingga akan terjadi saling memahami. Masalah yang dirasakan berat apabila dibicarakan dan
dipecahkan bersama akan menjadi lebih ringan.
· Apa lagi menfaat yang lain? Silahkan diskusikan dengan teman – teman yang lain.
Perencanaan Partisipatif
Proses perencanaan dan pengambilan keputusan dalam program pembangunan seringkali dilakukan dari atas ke bawah (top down). Masyarakat seringkali diikutkan tanpa diberikan pilihan dan kesempatan untuk memberikan masukan atau peranan. Hal ini disebabkan adanya anggapan bahwa terhadap masyarakat, masyarakat tidak mempunyai kemampuan untuk menganalisa kondisi dan merumuskan persoalan serta kebutuhan – kebutuhannya. Dalam hal ini masyarakt ditempatkan pada posisi objek pembangunan, program yang dilakukan dengan pendekatan dari atas ke bawah (top down) seringkali tidak berhasil dan kurang memberi manfaat, karena masyarakat kurang terlibat, sehingga mereka merasa kurang bertanggungjawab terhadap program dan keberhasilannya.
Dari kondisi ini, pendekatan dikembangkan dengan menempatkan masyarakat sebagai pihak utama atau subjek pembangunan. Pendekatan ini lebih bersifak memberdayakan masyarakat dimana pengalaman dan pengetahuan masyarakat tentang keberadaannya yang sangat luas dan berguna serta kemauan mereka untuk menjadi lebih baik.
Proses ini bertitik tolak untuk memandirikan masyarakat agar dapat meningkatkan taraf hidupnya, menggunakan dan mengakses sumberdaya sebaik mungkin baik sumberdaya dari luar maupun sumber daya yang ada di wilayahnya sendiri.
Apa itu perencanaan partisipatif ?
Perencanaan adalah suatu proses atau kegiatan menyusun rencana kegiatan, dengan demikian rencana adalah suatu hal yang belum dilakukan dan diharapkan akan dilakukan.
Perencanaan partisipatif adalah suatu proses untuk menghasilkan rencana yang dilakukan oleh semua pihak yang terkait dengan bidang yang direncanakan secara bersama – sama (partisipatif) dan terbuka yang dimulai dari penjajagan kebutuhan / permasalahan dan potensi sampai dengan penentuan dan perumusan tujuan kegiatan.
Apa saja proses perencanaan partisipatif ?
Proses perencanaan partisipatif dilakukan melalui beberapa tahap, diantaranya :
· Pengumpulan informasi yang biasanya disebut sebagai analisis situasi, identifikasi kebutuhan dan permasalahan serta potensi.
· Penentuan masalah dan kebutuhan yang dianggap prioritas untuk ditangani.
· Perumusan tujuan – tujuan program yang ingin dicapai : jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek.
· Penyusunan rencana program, yang terdiri dari target yang ingin dicapai, kapan, dengan cara
apa, siapa yang bertanggung jawab, sumber daya yang dibutuhkan.
· Penyusunan rencana aksi / kegiatan jangka pendek yang merupakan rincian kegiatan, yang terdiri dari nama kegiatan, jadwal, anggaran, pendanaan, organisasi pelaksana.
Dalam tahapan siklus P2KP, refleksi kemiskinan dan pemetaan swadaya merupakan bagian dari perencanaan partisipatif, dimana di dalam kegiatan tersebut diidentifikasi penyebab, masalah, potensi serta dilakukan analisa masalah melalui pembuatan pohon masalah. Di lanjutkan dengan penyusunan PJM Pronangkis yang merupakan rencana tindak lanjut dari pemecahan permasalahan kemiskinan yang terjadi.
Dalam perencanaan partisipatif sangat penting bahwa masyarakat terlibat dalam proses baik secara langsung maupun secara tidak langsung diajak diskusi mulai awal. Karena kalau tidak terlibat dalam proses dan mereka masyarakat tinggal beres, hal ini dapat menyebabkan kurangnya rasa tanggungjawab terhadap kegiatan dan tidak menutup kemungkinan bahwa pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan harapan atau kebutuhan masyarakat.
Dalam membuat suatu perencanaan program tentunya harus dirumuskan terlebih dahulu kondisi ideal yang diharapkan, hal ini disebut membangun “Visi”. Pengertian visi adalah gambaran masa depan yang ideal dan menjadi dasar dalam proses perencanaan, karena itu visi merupakan kondisi ideal yang ingin dicapai atau direalisasikan pada akhir periode perencanaan.
Visi sangat penting peranannya karena merupakan arah yang ingin dicapai. Sehingga harus dirumuskan langkah atau upaya – upaya yang akan dilakukan agar visi tercapai. Hal ini disebut “misi”.
Perencanaan Program
Pengertian Perencanaan
Agar harapan atau tujuan yang ingin dicapai dapat berhasil, tentuan suatu kegiatan harus selalu dimulai dari proses perencanaan. Contohnya apabila kita mau mengadakan resepsi untuk pernikahan anak kita, maka akan dimulai dengan menyusun : siapa yang akan kita undang, tempat resepsinya dimana, siapa yang akan jadi panitia, siapa perias pengantin berapa biaya yang diperlukan dan sebagainya. Bahkan untuk kegiatan yang kecil saja seperti mau membuat sayur lodeh , kita akan mempersiapkan terlebih dahulu bahan – bahan apa yang diperlukan, dimana kita dapat mendapatkan bahan – bahan tersebut, langkah – langkah apa yang harus dilakukan dan sebagainya,.
Berkaitan dengan penanggulangan masalah kemiskinan, perencanaan adalah proses pengambilan keputusan untuk menentukan tujuan program / kegiatan apa saja yang harus dikembangkan dalam menanggulangi kemiskinan. Dalam keseluruhan proses perencanaan meliputi :
Langkah 1 : Menentukan Visi
Visi adalah gambaran masa depan yang ideal yang menjadi dasar dalam suatu perencanaan, karena itu visi merupakan kondisi ideal yang ingin dicapai dan direalisasikan.
Dalam membangun visi, ada dua kata kunci yaitu kondisi ideal dan dapat direalisasikan, kondisi ideal dimaksud bersifat jauh kedepan namun dengan berbagai pertimbangan dan perhitungan yang akurat, maka hal tersebut memungkinkan dapat di capai (realistis).
Untuk lebih mudah dalam menentukan visi, secara sederhana ini merupakan gambaran dari mimpi atau cita – cita kita di masa yang akan datang. Kita bisa mencoba merumuskan mimpi kita masing
– masing, yang kemudian menjadi gambaran dari visi pribadi kita. Tetapi apabila kita berbicara visi masyarakat kelurahan, maka impian itu harus dirumuskan bersama – sama oleh seluruh warga masyarakat. Apakah masyarakat di kelurahan/desa kita mempunyai harapan mengenai kondisi kelurahan/desa kita di masa yang akan datang. Membangun visi (pandangan ke depan) merupakan bagian yang penting dari menciptakan sesuatu yang lebih baik untuk masa yang akan datang,
sehingga tujuan pembangunan bisa tercapai.
Visi dalam penanggulangan kemiskinan, tentunya menggambarkan harapan masyarakat kelurahan akan kondisi ideal terhadap penanggulangan kemiskinan atau terciptanya kesejahteraan masyarakat. Mau seperti apa kondisi masyarakat kelurahan/desa kita di masa yang akan datang? , apakah kondisi dimana kemiskinan benar – benar terhapuskan?, apakah masyarakat terlepas dari belenggu kemiskinan? Apakah turunnya angka kemiskinan ? dan sebagainya.
Contohnya : masyarakat desa segar bugar 2015 terbebas dari kemiskinan.
Langkah 2 : Menentukan Misi.
Visi di atas yang akan menuntun kita dalam melangkah agar suatu saat impian kita dapat tercapai. Contohnya : Paimin mempunyai cita – cita anaknya bisa menjadi sarjana. Maka salah satu hal yang
akan dilakukan dalam hidupnya adalah melakukan upaya - upaya agar anaknya bisa menjadi sarjana, misalnya : meningkatkan penghasilan, menyisihkan sebagian penghasilan sebagai tabungan, mengusahakan agar anaknya mendapat beasiswa dan sebagainya.
Upaya - upaya yang dilakukan agar visinya tercapai disebut dengan misi. Untuk penanggulangan kemiskinan tentu saja misi yang dikembangkan juga disesuaikan dengan visi yang ingin dicapai. Di bawah ini contoh visi dan misi di kelurahan X
Visi :
Misi :
· masyarakat desa segar bugar 2015 terbebas dari kemiskinan.
· Menggalang kepedulian dan kerjasama berbagai unsur masyarakat untuk menanggulangi kemiskinan
· Meningkatkan pelayanan bidang kesehatan untuk masyarakat miskin
· Meningkatkan kualitas pendidikan untuk masyarakat miskin
· Meningkatkan kualitas bidang lingkungan untuk masyarakat miskin.
· Meningkatkan pendapatan bagi masyarakat miskin.
· Dll.
Langkah 3 : Menentukan Tujuan
Langkah selanjutnya dalam membuat visi menjadi nyata adalah menentukan tujuan yang jelas. Tujuan ini ditentukan apa yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu, misalnya 5 tahun atau 3 tahun yang diperkirakan dalam waktu yang ditentukan tersebut tujuan dapat tercapai.
Dalam kasus Paimin tadi misalnya tujuan yang ingin dicapai adalah :
· Pada tahun 2008, kedua anaknya sudah bisa bersekolah sampai SMP dan SMA.
· Pada tahun 2008, tabungannya harus sudah mencapai Rp 2.500.000
· Sampai pada tahun 2008, harus ada tambahan penghasilan sebesar Rp 250.000 setiap bulan
Dalam hal ini tujuan dari program penanggulangan kemiskinan mempunyai tujuan untuk memecahkan masalah kemiskinan yang ditemukan dalam kegiatan pemetaan swadaya. Secara umum tujuan program adalah untuk menuju situasi ideal yang diharapkan oleh masyarakat seperti contoh di bawah ini :
Pada tahun 2009, kesehatan ibu dan anak meningkat 60 %
Pada tahun 2009, 70 % anak miskin dapat mengikuti pendidikan 9 tahun.
Pada Tahun 2009, pendapatan warga miskin meningkat sebesar Rp. 100.000 per bulannya.
Langkah 4 : Mengidentifikasi Sumber Daya
Setelah menentukan tujuan, kita harus memperhatikan faktor sumberdaya yang tersedia dan yang diperlukan guna mencapai tujuan yang sudah kita tentukan. Sumberdaya tersebut bisa berbentuk :
· sumberdaya manusia misalnya, keterampilan, pengetahuan, jumlah , komitmen, kepedulian dan sebagainya.
· Sumberdaya alam seperti lahan, sumber air, batu, pasir,bambu, dan sebagainya
· Sumber dana
Dalam kasus Paimin sumberdaya yang bisa diidentifikasi contohnya :
· Sumberdaya manusia : istrinya nempunyai keterampilan membuat kue
· Sumberdaya alam : rumahnya mempunyai pekarangan yang cukup untuk menanam sayuran untuk kebutuhan sendiri.
· Sumber dana : ada koperasi yang bisa memberikan kredit
Untuk penanggulangan kemiskinan di kelurahan/desa kita , contoh sumberdaya adalah sebagai berikut :
· Sumberdaya manusia misalnya ada petugas kesehatan, terdapat sejumlah 15 orang warga yang mempunyai keterampilan tukang, ada sejumlah 35 orang relawan yang aktif, ada beberapa orang yang mempunyai pengetahuan mengenai cara – cara beternak ayam dan
sebagainya.
· Sumberdaya alam, misalnya lahan untuk pembangunan jalan, mata air, dan sebagainya
· Sumber dana seperti dana BLM, dana swadaya masyarakat, dana dari Dinas terkait dan sebagainya.
Dalam penanggulangan kemiskinan komitmen, kepedulian dan kerelawanan menjadi bagian yang paling penting. Sejarah membuktikan bahwa kemajuan dalam pembangunan masyarakat dapat tercapai melalui mereka yang bekerja secara sukarela bukan mereka yang bekerja karena dibayar. Sekelompok orang yang mempunyai komitmen dapat membuat perubahan di dalam masyarakat. Masyarakat yang mempunyai komitmen untuk bekerja bersama dalam menanggulangi kemiskinan merupakan kekuatan yang besar untuk mencapai tujuan.
Langkah 5 : Menyusun Program
Program adalah instrumen yang dilakukan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik, di dalam program terdiri dapat terdiri dari beberapa kegiatan. Banyak proyek, walaupun mempunyai tujuan yang bagus tetapi memiliki rencana program yang kurang baik menjadi tidak berhasil dicapai.
Dalam penyusunan program harus dikaitkan dengan faktor penyebab terjadinya suatu permasalahan serta bagaimana dampaknya. Sehingga permasalahan yang terjadi dapat diminimalisir melalui program tersebut.
Cotohnya :
Program : Peningkatan kesehatan balita warga miskin
Kegiatan : a. Penyuluhan pentingnya gizi bagi balita
b. peningkatan kualitas pelayanan pos yandu
c. pemberian makan tambahan bergizi bagi balita gakin d. pembangunan polindes
e. pelaksanaan imunisasi bagi balita
f. pelayanan pengobatan secara rutin.
Langkah 6 : Menyusun Anggaran
Anggaran menunjukkan seberapa besar sumberdana yang dimiliki yang akan dialokasikan agar program yang sudah dikembangkan dapat terlaksana. Menentukan anggaran didasarkan kepada kebutuhan yang harus dipenuhi untuk melaksanakan program. Penyusunan anggaran biasanya diberikan kepada pihak yang mempunyai kapasitas untuk itu. Dalam hal anggaran untuk penangulangan kemiskinan di BKM, penyusunan anggaran dilakukan oleh Tim Perencanaan Partisipatif yang hasilnya akan dikonsultasikan kepada masyrarakat.
Langkah 7 : Menentukan Organisasi Pelaksana
Langkah ini mencakup penjelasan yang lebih rinci mengenai siapa saja yang akan terlibat dan mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan – kegiatan yang dikembangkan di dalam program, kapan akan dilakukan dan dimana tempatnya.