SELAMAT DATANG DI BLOG BKM SEJAHTERA DESA MEDALEM KEC.TULANGAN KAB.SIDOARJO

19 January 2011

Belajar dari Pengalaman PS dan Pembentukan BKM

1)   Buka   pertemuan   dengan   membangun   suasana   yang   nyaman   dengan   seluruh   peserta.
Sampaikan  selamat  kepada  para  peserta  yang  telah  diamanahkan  oleh  masyarakat  untuk menjadi  anggota  BKM/LKM.  Ingatkan  bahwa  sangat  berbeda  menjadi  anggota  BKM/LKM dengan menjadi anggota DPR. Menjadi anggota BKM/LKM adalah pengabdian. Jangan pernah berharap  imbalan  atau  fasilitas  selama  menjadi  anggota  BKM/LKM.  Sampaikan  juga  bahwa keberadaan  peserta  di  ruangan  ini  juga  amanah  untuk  menjadi  fasilitator  penyusunan  PJM Pronangkis atau biasa disebut tim perencanaan partisipatif (PP).

2)   Jelaskan  bahwa  langkah  selanjutnya  setelah  pembentukan  BKM/LKM  adalah  penyusunan Perencanaan  Jangka  Menengah  Program  Penanggulangan  Kemiskinan  atau  biasa  disingkat sebagai  PJM  Pronangkis.  Selama  beberapa  waktu  ke  depan  kita  akan belajar sambil  bekerja mengenai PJM Pronangkis. Kita akan belajar : Apa itu PJM Pronangkis?”, ”Apa pentingnya PJM Pronangkis  bagi  kerja  penanggulangan  kemiskinan  di  kelurahan/desa?”,  ”Bagaimana  cara menyusunnya?”, dst.   Sebelum bubar dari pertemuan ini, kita akan menyusun rencana kerja penyusunan PJM Pronangkis, yang akan bersama-sama kita kawal.

3)   Ajaklah peserta untuk mengingat kembali rangkaian siklus PNPM Mandiri Perkotaan. Tampilkan Media Bantu : Lembar Balik Siklus PNPM Mandiri Perkotaan. Jelaskan bahwa kita telah sama- sama melalui tahapan demi tahapan mulai rembug kesiapan masyarakat hingga pembentukan BKM.

4)   Ajukan  pertanyaan  kepada  peserta:  Seandainya  mereka  memiliki  mesin  pembalik  waktu sehingga bisa mengulang kembali proses pemetaan swadaya dan pembentukan BKM, hal-hal apa  saja  yang  akan  mereka  perbaiki  di  setiap  tahapan  tersebut?”  Lakukan  curah  pendapat. Tulislah pendapat peserta di papan tulis.

Hal-hal yang perlu diperbaiki dalam
proses pemetaan swadaya
Hal-hal yang perlu diperbaiki dalam
proses pembentukan BKM



5)   Beri umpan balik dengan mengingatkan peserta bahwa catatan ini menjadi penting bagi kita
semua  untuk  ’menambal’  kekurangan  proses  yang  terjadi  sehingga  proses  di  depan  akan semakin baik.

Diskusi Konsep PJM Pronangkis

1)   Sampaikan kepada peserta bahwa saat ini kita akan belajar konsep PJM Pronangkis. Ingatkan peserta mengenai pentingnya perencanaan.


Untuk   mencapai  suatu  tujuan,  harus  selalu  dimulai dari  proses  perencanaan,  contohnya
apabila  mau  mengadakan  resepsi  untuk  pernikahan  anak  kita,  akan  dimulai  menyusun, siapa  yang  akan  diundang,  tempat  resepsinya  dimana,  siapa  yang  akan  menjadi  panitia, berapa biaya yang diperlukan, langkah langkah apa yang harus dilakukan, dll.

Perencanaan  peranannya  sangat  penting  sekali.  Kegiatan  tanpa  perencanaan  akan  lebih banyak  berpeluang  untuk  gagal  dibanding  keberhasilannya.  Sebaliknya  kegiatan  yang didasari dengan perencanaan yang matang, maka akan sedikit resiko kegagalannya.


2)   Bagikan kepada peserta buku Pedoman Teknis Perencanaan Partisipatif PJM Pronangkis. Minta peserta untuk membacanya beberapa saat.

3)   Diskusikan bersama seluruh peserta
ƒ     Apa yang di maksud dengan PJM Pronangkis ?
ƒ     Mengapa perlu ada PJM pronangkis ?
ƒ     Apa tujuan dan manfaat PJM pronangkis ?

PJM  Pronangkis  adalah  perencanaan  partisipatif  warga  untuk  mengembangkan  program
penanggulangan  kemiskinan,  baik  jangka  pendek  selama  satu  tahun  maupun  jangka menengah selama 3 tahun, program dikembangkan berdasarkan kepada  visi (cita   cita) warga mengenai masa depan kelurahan / desa di masa yang akan datang sesuai dengan potensi  yang  ada  serta  memecahkan  permasalahan  yang  sudah  dikaji  dalam  siklus pemetaan swadaya.


4)   Sampaikan kembali pembelajaran yang diperoleh.


Diskusi Hubungan PJM Pronangkis  &  RPJM Desa/ Kelurahan

1)   Beri pengantar bahwa proses penyusunan PJM Pronangkis harus melibatkan semua pihak yang ada  di  desa/kelurahan,  mulai  dari  perangkat  hingga  masyarakat  desa/kelurahan.  Ini  sangat penting   agar   PJM   Pronangkis   bisa   dipahami   oleh   semua   pihak   dan   menjadi   acuan pembangunan   desa/kelurahan.   Di   sisi   lain,   desa/kelurahan   memiliki      juga   rencana pembangunan jangka menengah yang biasa disebut Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa  (RPJM  Desa)  atau  kalau  di  tingkat  kelurahan  disebut  Rencana  Strategis  (Renstra) Kelurahan. Saat ini kita akan belajar mengenai keterkaitan kedua jenis dokumen perencanaan tersebut.

2)   Presentasikan Media Bantu : Perencanaan Pembangunan Desa.

3)   Diskusikan keterkaitan PJM Pronangkis dengan RPJM Desa/kelurahan.

4)   Sampaikan kesimpulan pembelajaran yang diperoleh.


RPJM Desa / kelurahan adalah program yang telah direncanakan untuk mencapai “mimpi
desa” atau harapan yang ingin dicapai dari berbagai aspek pembangunan, seperti aspek: aspek  kesehatan,  pendidikan,  sosial  budaya,  prasarana  dan  sarana  sosial  ekonomi,  serta ekonomi produktif masyarakat desa. “Mimpi Desa ini sesuai dengan sumberdaya desa yang ada  serta  potensi  desa  yang  dapat  dikembangkan  sehingga  dapat  memakmurkan  dan mensejahterakan  masyarakat  desa.  Mimpi  desa  ini  di  tuangkan  dalam  bentuk  “Visi” pembangunan yang ada di RPJM Desa / kelurahan yang dirumuskan bersama masyarakat melalui proses musrenbang.

RPJM  Desa  adalah  rencana  pembangunan  jangka  menengah  desa  yang  disusun  oleh masyarakat  untuk  jangka  waktu  pelaksanaan  lima  tahun.  Rencana  pembangunan  ini dilaksanakan  dengan  memperhatikan  kemampuan  masyarakat  dan  pemanfaatan  sumber daya pembangunan yang ada guna menjawab permasalahan dan kebutuhan masyarakat.

Maksud penyusunan RPJM Desa adalah :
a.   Desa  memiliki  rencana  induk  pembangunan  yang  berkesinambungan  dalam  jangka waktu lima tahun.
b.   Merupakan masukan bagi penyusunan RPJM Kecamatan.
c.   Mengarahkan dan memudahkan desa dalam penyusunan RPT (rencana pembangunan tahunan ) desa.

Tujuan Penyusunan RPJM Desa adalah :
a.   Adanya dokumen tertulis rencana pembangunan di desa. b.   Pemanfaatan sumber daya pembangunan.
c.   Menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan yang dilaksanakan secara bertahap.

Dalam  RPJM  desa  dirumuskan  prioritas   prioritas  pembangunan  agar  mimpi  tersebut tercapai.  Yang  menjadi  prioritas  pembangunan  desa,  seharusnya  salah  satu  prioritasnya adalah   penanggulangan   kemiskinan,   karena   ditingkat   nasionalpun   penanggulangan kemiskinan  menjadi  prioritas  utama,  sehingga  perlu  ada  perhatian  khusus  terhadap penanggulangan kemiskinan.

PJM   Pronangkis   adalah   merupakan   perencanaan   masyarakat   untuk   menanggulangi kemiskinan, sehingga PJM Pronangkis merupakan bagian dari RPJM Desa yang lebih fokus
di dalam penanggulangan kemiskinannya. Didalam implementasinya PJM Pronangkis,  harus dapat mendorong terwujudnya visi pembangunan yang ada didalam RPJM desa. Sehingga visi di PJM Pronangkis harus sejalan dengan visi pembangunan yang ada di dokumen RPJM desa.

Proses Fasilitasi Penyusunan PJM Pronangkis

1)   Jelaskan alur penyusunan PJM Pronangkis dengan menggunakan Media Bantu : Diagram Alir Perencanaan  Partisipatif  PJM  Pronangkis.  Sampaikan  bahwa  untuk  mempelajari  lebih  detail akan kita lakukan dalam diskusi kelompok.

2)   Bagi peserta menjadi 5 kelompok kecil. Ingatkan peserta untuk menggunakan pedoman teknis sebagai  acuan  diskusi.  Khusus  kelompok  1  dan  2  dapat  juga  menggunakan  Training  Kit: Panduan Fasilitasi Penyusunan PJM Pronangkis.
·     Kelompok   1   mendiskusikan   proses   penggalian   visi   warga   di   tingkat   kelompok komunitas.
·     Kelompok  2 mendiskusikan  proses  lokakarya  perencanaan  partisipatif  kelurahan/desa
untuk  penyusunan  visi,  misi,  tujuan,  target,  program  dan  kegiatan  serta  prioritas kegiatan di renta pertama.
·     Kelompok 3 mendiskusikan penyusunan draft dokumen PJM Pronangkis.
·     Kelompok   4   mendiskusikan   konsultasi   dan   sosialisasi   PJM   Pronangkis   tingkat kelurahan/desa (pameran dan lelang amal).
·     Kelompok   5   mendiskusikan   sosialisasi   PJM   Pronangkis   ke   seluruh   masyarakat
kelurahan/desa.

3)   Sampaikan  bahwa  setelah  diskusi  kelompok  memahami  tahapan-nya,  setiap  kelompok  akan membuka  stan/pameran  untuk  ’memamerkan’  apa  yang  telah  dipelajari  kepada  pengunjung (peserta  lain).  Oleh  karena  itu  kemaslah  hasil  belajar  sebaik  mungkin,  sevisual  mungkin. Ingatkan  peserta  bahwa  tujuan  dari  proses  ini  adalah  semua  peserta  memahami  semua tahapan  penyusunan  PJM  Pronangkis.  Untuk  kavling  stan  pameran,  apabila  di  dalam  ruang kelas tidak mencukupi dapat juga menggunakan area di luar kelas.

4)   Setelah  diskusi  kelompok  dan  persiapan  pameran  selesai,  ajak  peserta  berbondong-bondong menuju  stan  pertama  (kelompok  1).  Pertama,  beri  kesempatan  kepada  tuan  rumah  untuk presentasi.  Lalu  dorong  pengunjung  untuk  bertanya.  Pemandu  dapat  langsung  memberikan masukan  atau  pencerahan  sehingga  semua  peserta jelas proses penyusunan PJM. Satu stan selesai, beralihlah ke stan nomor urut berikutnya.

5)   Sampaikan kembali pembelajaran yang diperoleh. Tutup sessi belajar.


Di  dalam  proses  penyusunan  PJM  pronangkis  harus  banyak  melibatkan  aparat  desa  /
kelurahan termasuk lembaga lembaga yang ada diwilayah desa / kelurahan. Ini penting karena PJM Pronangkis merupakan programnya masyarakat kelurahan/desa,   bukan milik BKM.  Karena  itu  PJM  Pronangkis  harus  menjadi  acuan  di  dalam  proses  musrenbang, sehingga sumber pendanaan dapat di perjuangkan melalui APBD atau sumberdaya lainnya.

Lebih diutamakan lagi BKM dapat mengundang pihak – pihak terkait, diantaranya aparat dari dinas – dinas : Bappeda, BPMD, kesehatan, pendidikan dan lainnya, untuk menjadi
narasumber, sehingga akan kita ketahui rencana - rencana ke depan seperti apa, program – program apa saja yang akan efektif untuk menanggulangi kemiskinan,  apa yang bisa dkontribusikan oleh masyarakat desa / kelurahan dalam mencapai cita – cita tersebut, bagaimana peran pemerintah kota / kabupaten dalam memfasilitasi ke depannya.

Pada  dasarnya  perencanaan  ini  harus  melibatkan  sebanyak  mungkin  warga  di  desa/
kelurahan melalui suatu rembug. Untuk itu perlu dibentuk tim perencanaan partisipatif (PP)
yang akan memfasilitasi kegiatan perencanaan partisipatif. Tim PP dapat  terdiri dari :
ƒ     anggota BKM/LKM
ƒ     tim pemetaan swadaya
ƒ     aparat desa / kelurahan
ƒ     wakil lembaga tingkat desa / kelurahan
ƒ     relawan
ƒ     relawan khusus (bidan desa, PKK, guru, dll)
Untuk   lebih   memudahkan   sebaiknya   ada   pembagian   peran   dari   tim   perencanaan partisipatif, misalnya : (1) tim kerja penggalian visi warga tingkat komunitas; (2) tim kerja lokakarya tingkat kelurahan; dan (3) tim kerja penyusunan PJM Pronangkis dan renta.

Peranan BKM dalam hal ini adalah memfasilitasi proses penyusunan PJM Pronangkis agar berjalan dengan lancar; diantaranya pembentukan Tim PP hingga coaching sampai kegiatan
– kegiatan ke depannya.

Dalam penyusunan rencana, sangat penting sekali bahwa masyarakat terlibat dalam proses secara langsung maupun tidak langsung. Masyarakat diajak diskusi mulai dari awal. Karena kalau  tidak  terlibat  dalam  proses  dan  masyarakat  hanya  tinggal  beresnya,  hal  ini  dapat menyebabkan  kurangnya  rasa  tanggungjawab  terhadap  kegiatan  dan  tidak  menutup kemungkinan  bahwa  pelaksanaan  kegiatan  tidak  sesuai  dengan  harapan  atau  kebutuhan masyarakat.


Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan

Selokan  di  RT  01  Kelurahan  Cisaat,  pada  musim  hujan  seringkali  terjadi  banjir.  Hal  ini  sangat mengganggu warga setempat karena limpasan banjir dari selokan tersebut, apabila hujannya besar bisa sampai ke rumah rumah di sekitarnya. Bapak Sudi, tokoh masyarakat mengusulkan kepada
Bu RT untuk mengatasi masalah tersebut. Bu RT kemudian mengundang beberapa pihak termasuk Pak  Lurah  untuk  membicarakan  masalah  tersebut.  Ternyata  dari  hasil  pembicaraan  tersebut diketahui  bahwa  banjir  yang  terjadi  disebabkan  oleh  sampah  yang  banyak  memenuhi  selokan. Sampah   sampah  tersebut    berasal  dari  sampah  rumah  tangga  warga  setempat.    Kemudian mereka mengajak warga masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan.   Akan tetapi warga masyarakat sulit sekali untuk diajak, karena mereka tidak mengerti bahwa penyebab banjir karena  selokannya  dipenuhi  oleh  sampah,  dan  mereka  juga  bingung  mau  membuang  sampah kemana kalau tidak ke selokan.

Proses yang dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Cisaat untuk mengatasi banjir sebetulnya adalah proses   pembangunan   dalam   skala   RT.   Sebenarnya   warga   masyarakat   mampu   melakukan pemecahan masalah yang terjadi di wilayahnya. Inisiatif dari Bapak Sudi dan keterlibatan beberapa pihak dalam memecahkan masalah tadi yang biasa disebut dengan partisipasi masyarakat dalam pembangunan .

Partisipasi  masyarakat  dalam  pembangunan  adalah  keterlibatan  masyarakat  dalam proses pemecahan masalah seluruh warga (kepentingan seluruh warga)  di wilayahnya yang dilakukan secara  sukarela. Partisipasi bisa bermacam macam misalnya  : terlibat dalam penyuluhan,  menyumbang  dana,  ikut  menyumbangkan  pikiran  dan  sebagainya.  Partisipasi  yang paling baik adalah ikut terlibat di dalam proses pengambilan keputusan melalui musyawarah warga. Terlibat bukan hanya sekedar datang dalam pertemuan akan tetapi juga menyumbangkan saran, pendapat atau gagasan – gagasan bagi  topik – topik yang sedang dibahas.

Apabila  dilihat  dari  kasus  di  Desa  Cisaat,  tidak  semua  warga  terlibat  dalam  proses  pemecahan masalah banjir tersebut. Ibu RT hanya mengundang beberapa tokoh masyarakat untuk membahas dan menyelesaikan masalah tersebut.   Warga masyarakat biasa yang bukan tokoh, warga miskin, warga  yang  berpendidikan  rendah,  buta  huruf,  adalah  kalangan  yang  seringkali  tidak  mendapat tempat dalam kegiatan – kegiatan di lingkungannya.

Banyak  warga  yang  tidak  mengetahui  termasuk    kaum  perempuan  ,  bahwa  terlibat  di  dalam kegiatan  masyarakat  merupakan  cara  untuk  berbuat  bagi  sesama  (wujud  dari  kepedulian  kita terhadap lingkungan) atau bisa juga dikatakan bahwa keterlibatan dalam pemecahan masalah di lingkungan  adalah  perwujudan  dari  rasa  kemanusiaan.  Artinya  apabila  kita  ikut  terlibat  untuk memecahkan  masalah  lingkungan,  kita  sudah  memberikan  apa  yang  ada  dalam  diri  kita  untuk lingkungan, melakukan tanggungjawab kita sebagai manusia. Manusia yang mampu memunculkan kemanusiaannya  inilah  yang  merupakan  manusia  sejati.  Di  sisi  lain  keterlibatan  dalam  proses pembangunan merupakan penghargaan terhadap kita sebagai manusia yang mempunyai hak untuk menentukan nasib sendiri.

Manfaat dari keterlibatan dalam proses pemecahan masalah tadi adalah :
·     Masalah yang dirumuskan sendiri, akan lebih tepat karena tidak ditentukan oleh orang lain. Jadi masalah  adalah  yang  dirasakan  bersama  bukan  apa  yang  dihadapi  oleh  orang  luar,  oleh
sebagian tokoh, hanya kaum laki – laki dan sebagainya.
·     Kegiatan  akan  lebih  tepat  sasaran,  karena  semua  terlibat  untuk menentukan untuk  apa  dan untuk siapa kegiatan ini dilakukan. Artinya yang merasakan hasilnya adalah masyarakat, bukan orang luar atau hanya untuk kepentingan orang – orang tertentu saja.
·     Kegiatan  yang  dibangun  akan  menjadi  milik  masyarakat  sepenuhnya.  Kepemilikan  ini  akan memunculkan semangat untuk memelihara hasil – hasil pembangunan tersebut.
·     Masyarakat  bisa  saling  belajar,  proses  dialog  baik  dalam  diskusi   kecil  yang  dilakukan  oleh
beberapa  orang  maupun  dalam  musyawarah  warga     merupakan  proses  saling  berbagi pengetahuan dan informasi. Kita dapat mempunyai pengetahuan atau informasi  baru dari apa yang dikemukakan oleh warga lain yang sama – sama terlibat dalam proses musyawarah.
·     Dengan membicarakan masalah masalah bersama, kita juga dapat mengetahui masalah yang
dialami  oleh  orang  lain,  atau  masalah  yang  kita  hadapi  dibahas  bersama  warga  yang  lain sehingga akan terjadi saling memahami. Masalah yang dirasakan berat apabila dibicarakan dan
dipecahkan bersama akan menjadi lebih ringan.
·     Apa lagi menfaat yang lain? Silahkan diskusikan dengan teman – teman yang lain.

Perencanaan Partisipatif

Proses   perencanaan   dan   pengambilan   keputusan   dalam   program   pembangunan   seringkali dilakukan dari atas ke bawah (top down). Masyarakat seringkali diikutkan tanpa diberikan pilihan dan kesempatan  untuk memberikan masukan atau peranan. Hal ini disebabkan adanya anggapan bahwa  terhadap masyarakat, masyarakat tidak mempunyai kemampuan untuk menganalisa kondisi dan merumuskan persoalan serta kebutuhan kebutuhannya. Dalam hal ini masyarakt ditempatkan pada posisi objek pembangunan, program yang dilakukan dengan pendekatan dari atas ke bawah (top  down)  seringkali  tidak  berhasil  dan  kurang  memberi  manfaat,  karena  masyarakat  kurang terlibat,    sehingga    mereka    merasa    kurang    bertanggungjawab    terhadap    program    dan keberhasilannya.

Dari kondisi ini, pendekatan dikembangkan dengan menempatkan masyarakat sebagai pihak utama atau  subjek  pembangunan.  Pendekatan  ini  lebih  bersifak  memberdayakan  masyarakat  dimana pengalaman dan pengetahuan masyarakat tentang keberadaannya yang sangat luas dan berguna serta kemauan mereka untuk menjadi lebih baik.

Proses ini bertitik tolak untuk memandirikan masyarakat agar dapat meningkatkan taraf hidupnya, menggunakan  dan  mengakses  sumberdaya  sebaik  mungkin  baik  sumberdaya  dari  luar  maupun sumber daya yang ada di wilayahnya sendiri.

Apa itu perencanaan partisipatif ?
Perencanaan  adalah  suatu  proses  atau  kegiatan  menyusun  rencana  kegiatan,  dengan  demikian rencana adalah suatu hal yang belum dilakukan dan diharapkan akan dilakukan.

Perencanaan  partisipatif  adalah  suatu  proses  untuk  menghasilkan  rencana  yang  dilakukan  oleh semua pihak yang terkait dengan bidang yang direncanakan secara bersama sama (partisipatif) dan terbuka yang dimulai dari penjajagan kebutuhan / permasalahan dan potensi sampai dengan penentuan dan perumusan tujuan kegiatan.

Apa saja proses perencanaan partisipatif ?
Proses perencanaan partisipatif dilakukan melalui beberapa tahap, diantaranya :
·     Pengumpulan informasi  yang  biasanya disebut sebagai  analisis situasi,  identifikasi  kebutuhan dan permasalahan serta potensi.
·     Penentuan masalah dan kebutuhan yang dianggap prioritas untuk ditangani.
·     Perumusan tujuan tujuan program yang ingin dicapai : jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek.
·     Penyusunan rencana program, yang terdiri dari target yang ingin dicapai, kapan, dengan cara
apa, siapa yang bertanggung jawab, sumber daya yang dibutuhkan.
·     Penyusunan  rencana  aksi  /  kegiatan  jangka  pendek  yang  merupakan  rincian  kegiatan,  yang terdiri dari nama kegiatan, jadwal, anggaran, pendanaan, organisasi  pelaksana.

Dalam  tahapan  siklus  P2KP,  refleksi  kemiskinan  dan  pemetaan  swadaya  merupakan  bagian  dari perencanaan  partisipatif,  dimana  di  dalam  kegiatan  tersebut  diidentifikasi  penyebab,  masalah, potensi serta dilakukan analisa masalah melalui pembuatan pohon masalah. Di lanjutkan dengan penyusunan PJM Pronangkis yang merupakan rencana tindak lanjut dari pemecahan permasalahan kemiskinan yang terjadi.

Dalam  perencanaan  partisipatif  sangat  penting    bahwa  masyarakat  terlibat  dalam  proses  baik secara  langsung  maupun  secara  tidak  langsung  diajak  diskusi  mulai  awal.  Karena  kalau  tidak terlibat dalam proses dan mereka masyarakat tinggal beres, hal ini dapat menyebabkan kurangnya rasa  tanggungjawab  terhadap  kegiatan  dan  tidak  menutup  kemungkinan  bahwa  pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan harapan atau kebutuhan masyarakat.

Dalam membuat suatu perencanaan program tentunya harus dirumuskan terlebih dahulu kondisi ideal yang diharapkan, hal ini disebut membangun  “Visi. Pengertian visi  adalah gambaran masa depan yang ideal dan menjadi dasar dalam proses perencanaan, karena itu visi merupakan kondisi ideal yang ingin dicapai atau direalisasikan pada akhir periode perencanaan.

Visi  sangat  penting  peranannya  karena  merupakan  arah  yang  ingin  dicapai.  Sehingga  harus dirumuskan  langkah  atau upaya   upaya  yang  akan dilakukan  agar  visi  tercapai.  Hal  ini  disebut “misi”.

Perencanaan  Program

Pengertian Perencanaan
Agar harapan atau tujuan yang ingin dicapai dapat berhasil, tentuan suatu kegiatan harus selalu dimulai   dari   proses   perencanaan.   Contohnya   apabila   kita   mau   mengadakan   resepsi   untuk pernikahan anak kita, maka akan dimulai dengan menyusun : siapa yang akan kita undang, tempat resepsinya  dimana,  siapa  yang  akan  jadi  panitia,  siapa  perias  pengantin  berapa  biaya  yang diperlukan  dan  sebagainya.  Bahkan  untuk  kegiatan  yang  kecil  saja  seperti  mau  membuat  sayur lodeh , kita akan mempersiapkan terlebih dahulu bahan bahan apa yang diperlukan, dimana kita dapat  mendapatkan  bahan   bahan  tersebut,  langkah   langkah  apa  yang  harus  dilakukan  dan sebagainya,.

Berkaitan dengan penanggulangan masalah kemiskinan, perencanaan adalah proses pengambilan keputusan untuk menentukan tujuan program / kegiatan apa saja yang harus dikembangkan dalam menanggulangi kemiskinan. Dalam keseluruhan proses perencanaan meliputi  :

Langkah 1 :  Menentukan Visi

Visi  adalah  gambaran  masa  depan  yang  ideal  yang  menjadi  dasar  dalam  suatu  perencanaan, karena itu visi merupakan kondisi ideal yang ingin dicapai dan direalisasikan.

Dalam  membangun  visi,  ada  dua  kata  kunci  yaitu kondisi  ideal  dan  dapat  direalisasikan,  kondisi ideal dimaksud bersifat jauh kedepan namun dengan berbagai pertimbangan dan perhitungan yang akurat, maka hal tersebut memungkinkan dapat di capai (realistis).

Untuk lebih mudah dalam menentukan visi, secara sederhana ini merupakan gambaran dari mimpi atau cita cita kita di masa yang akan datang. Kita bisa mencoba merumuskan mimpi kita masing
masing, yang kemudian menjadi gambaran dari visi pribadi kita. Tetapi apabila kita berbicara visi masyarakat  kelurahan,  maka  impian  itu  harus  dirumuskan  bersama   sama  oleh  seluruh  warga masyarakat.  Apakah  masyarakat  di  kelurahan/desa  kita  mempunyai  harapan  mengenai  kondisi kelurahan/desa kita di masa yang akan datang. Membangun visi (pandangan ke depan) merupakan bagian  yang  penting  dari  menciptakan  sesuatu  yang  lebih  baik  untuk  masa  yang  akan  datang,
sehingga tujuan pembangunan bisa tercapai.

Visi dalam penanggulangan kemiskinan, tentunya menggambarkan harapan masyarakat kelurahan akan   kondisi   ideal   terhadap   penanggulangan   kemiskinan   atau   terciptanya   kesejahteraan masyarakat. Mau seperti apa kondisi masyarakat kelurahan/desa kita di masa yang akan datang? , apakah kondisi dimana kemiskinan benar benar terhapuskan?, apakah masyarakat terlepas dari belenggu kemiskinan? Apakah turunnya angka kemiskinan ? dan sebagainya.

Contohnya : masyarakat desa segar bugar 2015 terbebas dari  kemiskinan.

Langkah 2 : Menentukan Misi.

Visi di atas  yang akan menuntun kita dalam melangkah agar suatu saat impian kita dapat tercapai. Contohnya : Paimin mempunyai cita cita anaknya bisa menjadi sarjana. Maka salah satu hal yang

akan  dilakukan  dalam  hidupnya  adalah  melakukan  upaya  -  upaya  agar  anaknya  bisa  menjadi sarjana,   misalnya   :   meningkatkan   penghasilan,   menyisihkan   sebagian   penghasilan   sebagai tabungan, mengusahakan agar anaknya mendapat beasiswa dan sebagainya.

Upaya - upaya yang dilakukan agar visinya tercapai disebut dengan misi. Untuk penanggulangan kemiskinan tentu saja misi yang dikembangkan juga disesuaikan dengan visi yang ingin dicapai. Di bawah ini contoh visi dan misi di kelurahan X

Visi :

Misi  :

·     masyarakat desa segar bugar 2015 terbebas dari  kemiskinan.

·     Menggalang  kepedulian dan kerjasama berbagai unsur masyarakat untuk menanggulangi kemiskinan
·     Meningkatkan pelayanan bidang kesehatan untuk masyarakat miskin
·     Meningkatkan kualitas pendidikan untuk masyarakat miskin
·     Meningkatkan kualitas bidang lingkungan untuk masyarakat miskin.
·     Meningkatkan pendapatan bagi masyarakat miskin.
·     Dll.

Langkah 3 : Menentukan Tujuan

Langkah  selanjutnya  dalam  membuat  visi  menjadi  nyata  adalah  menentukan  tujuan  yang  jelas. Tujuan ini ditentukan apa yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu, misalnya 5 tahun atau 3 tahun yang diperkirakan dalam waktu yang ditentukan tersebut tujuan dapat tercapai.

Dalam kasus Paimin tadi misalnya tujuan yang ingin dicapai adalah :
·     Pada tahun 2008, kedua anaknya sudah bisa bersekolah sampai SMP dan SMA.
·     Pada tahun 2008, tabungannya harus sudah mencapai Rp 2.500.000
·     Sampai pada tahun 2008, harus ada tambahan penghasilan sebesar Rp 250.000 setiap bulan

Dalam   hal   ini   tujuan   dari   program   penanggulangan   kemiskinan   mempunyai   tujuan   untuk memecahkan  masalah  kemiskinan  yang  ditemukan  dalam  kegiatan  pemetaan  swadaya.   Secara umum tujuan program adalah untuk menuju situasi ideal yang diharapkan oleh masyarakat seperti contoh di bawah ini :
Pada tahun 2009, kesehatan ibu dan anak meningkat 60 %
Pada tahun 2009, 70 % anak miskin dapat mengikuti pendidikan 9 tahun.
Pada Tahun 2009, pendapatan warga miskin meningkat sebesar Rp. 100.000 per bulannya.

Langkah 4 : Mengidentifikasi Sumber Daya

Setelah menentukan tujuan, kita harus memperhatikan faktor sumberdaya yang tersedia dan yang diperlukan guna mencapai tujuan yang sudah kita tentukan. Sumberdaya tersebut bisa  berbentuk :
·     sumberdaya  manusia  misalnya,  keterampilan,  pengetahuan,  jumlah  ,  komitmen,  kepedulian dan sebagainya.
·     Sumberdaya alam seperti lahan, sumber air, batu, pasir,bambu, dan sebagainya
·     Sumber dana

Dalam kasus Paimin sumberdaya yang bisa diidentifikasi contohnya :
·     Sumberdaya manusia : istrinya nempunyai keterampilan membuat kue
·     Sumberdaya alam :   rumahnya mempunyai pekarangan yang cukup untuk menanam sayuran untuk kebutuhan sendiri.
·     Sumber dana : ada koperasi yang bisa memberikan kredit

Untuk  penanggulangan  kemiskinan  di  kelurahan/desa  kita  ,  contoh  sumberdaya  adalah  sebagai berikut :
·     Sumberdaya  manusia  misalnya  ada  petugas  kesehatan,  terdapat  sejumlah  15  orang  warga yang  mempunyai  keterampilan  tukang,  ada  sejumlah  35  orang  relawan  yang  aktif,  ada beberapa  orang  yang  mempunyai  pengetahuan  mengenai  cara   cara  beternak  ayam  dan
sebagainya.
·     Sumberdaya alam, misalnya lahan untuk  pembangunan jalan, mata air, dan sebagainya
·     Sumber  dana  seperti  dana  BLM,  dana  swadaya  masyarakat,  dana  dari  Dinas  terkait  dan sebagainya.

Dalam penanggulangan kemiskinan komitmen, kepedulian dan kerelawanan menjadi bagian yang paling  penting.  Sejarah  membuktikan  bahwa  kemajuan  dalam  pembangunan  masyarakat  dapat tercapai melalui mereka yang bekerja secara sukarela bukan mereka yang bekerja karena dibayar. Sekelompok orang yang mempunyai komitmen dapat membuat perubahan di dalam masyarakat. Masyarakat yang mempunyai komitmen untuk bekerja bersama dalam menanggulangi kemiskinan merupakan kekuatan yang besar untuk mencapai tujuan.

Langkah 5 : Menyusun  Program

Program adalah instrumen yang dilakukan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik,  di  dalam  program  terdiri  dapat  terdiri  dari  beberapa  kegiatan.  Banyak  proyek,  walaupun mempunyai tujuan yang bagus tetapi memiliki rencana program yang kurang baik menjadi tidak berhasil dicapai.
Dalam   penyusunan      program   harus   dikaitkan   dengan   faktor   penyebab   terjadinya   suatu permasalahan   serta   bagaimana   dampaknya.   Sehingga   permasalahan   yang   terjadi   dapat diminimalisir melalui program tersebut.

Cotohnya :
Program           : Peningkatan kesehatan balita warga miskin
Kegiatan           : a. Penyuluhan pentingnya gizi bagi balita
b. peningkatan kualitas pelayanan pos yandu
c. pemberian makan tambahan bergizi bagi balita gakin d. pembangunan polindes
e. pelaksanaan imunisasi bagi balita
f. pelayanan pengobatan secara rutin.

Langkah 6 : Menyusun Anggaran

Anggaran  menunjukkan  seberapa  besar  sumberdana  yang  dimiliki  yang  akan  dialokasikan  agar program  yang  sudah  dikembangkan  dapat  terlaksana.  Menentukan  anggaran  didasarkan  kepada kebutuhan  yang  harus  dipenuhi  untuk  melaksanakan  program.  Penyusunan  anggaran  biasanya diberikan  kepada  pihak  yang  mempunyai  kapasitas   untuk   itu.   Dalam   hal   anggaran  untuk penangulangan  kemiskinan  di  BKM,  penyusunan  anggaran  dilakukan  oleh  Tim  Perencanaan Partisipatif yang hasilnya akan dikonsultasikan kepada masyrarakat.

Langkah 7 : Menentukan Organisasi Pelaksana

Langkah  ini  mencakup  penjelasan  yang  lebih  rinci  mengenai  siapa  saja  yang  akan  terlibat  dan mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan – kegiatan yang dikembangkan di dalam program, kapan akan dilakukan dan dimana tempatnya.