SELAMAT DATANG DI BLOG BKM SEJAHTERA DESA MEDALEM KEC.TULANGAN KAB.SIDOARJO

15 July 2012

Proses Pembelajaran Penyadaran Kritis


PNPM Mandiri Perkotaan, merupakan proses pembelajaran masyarakat dalam menanggulangi kemiskinan. Proses pembelajaran sebenarnya adalah proses pendidikan, artinya perubahan dapat terjadi melalui proses pendidikan yang didampingi oleh Fasilitator di wilayah Kelurahan/Desa sasaran.

Melalui proses belajar ini, diharapkan masyarakat mampu untuk merubah pola pikir dan sikap perilaku sebagai manusia yang bertanggungjawab untuk menjalankan fitrahnya sebagai manusia, yaitu manusia yang mampu memberikan potensi yang ada dalam dirinya untuk kesejahteraan diri dan lingkungannya.

PNPM Mandiri Perkotaan mengawal proses pembelajaran ini melalui tahapan siklus, yaitu:



Siklus

Apa yang dipelajari?

Prinsip
Kemasyarakatan

Nilai nilai

Pola pikir

Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM)

Partisipasi           :
masyarakat belajar memutuskan secara         sadar upaya
pemecahan
masalah       yang mereka butuhkan

Keadilan dan kesetaraan: semua                   lapisan masyarakat berhak untuk mendapatkan      informasi dan                 mengambil keputusan

Masyarakat           merupakan subyek   pembangunan    dan berhak    untuk    menentukan nasibnya       sendiri       tanpa paksaan    dari    pihak     luar, tetapi berdasarkan kesadaran kritis mereka

Refleksi
Kemiskinan

Partisipasi,
terlibat       untuk menentukan masalah     utama kemiskinan
secara transparan dan demokratis.

Keadilan dan kesetaraan, saling   memahami,   dan saling   perduli    terhadap permasalahan orang lain.

Kejujuran                untuk mengakui permasalahan.

Penyebab utama kemiskinan : lunturnya      nilai      –      nilai kemanusiaan.

Semua                          pihak bertanggungjawab         dalam pemecahan                masalah kemiskinan.

Masyarakat                 mampu melakukan     analisa     sebab akibat               permasalahan kemiskinan




Siklus

Apa yang dipelajari?

Prinsip
Kemasyarakatan

Nilai nilai

Pola pikir

Pemetaan
Swadaya

Partisipasi, transparansi informasi    dalam menggali  potensi dan
permasalahan bersama.

Perduli               terhadap permasalahan         orang miskin,                   saling menghargai,            saling memahami,     kesetaraan dalam kegiatan,

Penghargaan      terhadap harkat     dan      martabat manusia,                  yang diperlakukan     adil     dan setara dengan memberi kesempatan yang sama untuk terlibat.

Saling                   berbagi pengetahuan              dan informasi               (saling memberi)

Masyarakat                 mampu melakukan       kajian       dan penelitian               sederhana mengenai    permasalahan    di wilayahnya,                  karena masyarakatlah                     yang mempunyai               pengetahuan terhadap permasalahan diri dan          lingkungannya     bukan
‘orang luar.

Masyarakat          mempunyai potensi untuk memecahkan masalah tanpa harus selalu tergantung kepada bantuan pihak luar.

Semua              permasalahan kemiskinan baik itu masalah sosial,      ekonomi      maupun lingkungan    bersumber    dari sikap    dan     perilaku     para pelaku pembangunan.

Kemiskinan           merupakan masalah bersama

Pembangunan
BKM

Demokrasi, Partisipasi,
Desentralisasi    di dalam membangun kelembagaan
milik                 warga
masyarakat  yang representative.

Kejujuran,          keadilan, kesetaraan, kerelawanan menjadi komitmen semua warga masyarakat.

Masyarakat    mampu    untuk mengorganisir     diri     dalam menentukan siapa yang harus memimpin.

Pemimpin yang dipilih adalah yang mempunyai kemampuan menggunakan        potensinya untuk    kesejahteraan    orang lain,         pemimpin       yang mempunyai     sikap     mental positif     artinya    merupakan manusia       yang       berdaya (sejati).




Siklus

Apa yang dipelajari?

Prinsip
Kemasyarakatan

Nilai nilai

Pola pikir

PJM Pronangkis (perencanaan partisipatif)

Partisipasi, transparansi, demokrasi  dalam proses       belajar menyusun
rencana             – rencana       untuk memenuhi kebutuhan warga masyarakat
sesuai      dengan persoalan          – persoalan     yang dihadapi.

Keadilan, kejujuran, dan kebersamaan          dalam upaya              memenuhi kebutuhan agar persoalan kemiskinan             dapat ditanggulangi.

Masyarakat    mampu     untuk merencanakan program .

Masyarakat          mempunyai tanggungjawab              untuk perencanaan.

Adil bukan beararti bagi rata, tetapi memberikan bantuan bagi           yang           paling membutuhkan.

Pengembangan          program tidak hanya bertumpu pada bantuan     pihak    luar    akan tetapi bisa mengoptimalkan potensi      yang      ada      di masyarakat.

Pengorgani- sasian KSM

Partisipasi, demokrasi, akuntabilitas,     di dalam        proses berhimpun/berkel ompok     sebagai bagian        ‘modal sosial’.

Kejujuran,          keadilan, kesetaraan, saling perduli di       antara      anggota kelompok,               saling memahami,             saling menghargai      ,      saling percaya

Masyarakat                 mampu mengorganisasikan      dirinya dalam kelompok

Masyarakat

Masayrakat     miskin     dapat dipercaya

Di dalam setiap tahapan siklus proses belajar tersebut dilaksanakan dengan  pendekatan kelompok melalui Diskusi Kelompok Terarah, rembug rembug dan melaksanakan refleksi refleksi bersama. Melalui diskusi – diskusi dan refleksi dalam kelompok, maka diharapkan terjadi dialog  dan saling berbagi  pengetahuan,  berbagi  informasi,  berbagi  sumberdaya,  berbagi  peluang  yang  artinya berbagi  ‘sumber  kekuasaan’  yang  dilandasi  oleh  nilai   nilai  kemanusiaan.  Diharapkan  pada akhirnya akan tumbuh keperdulian terhadap permasalahan orang lain dan lingkungan. Pendekatan ini juga dapat menciptakan pola pola hubungan masyarakat yang setara dan sekat sekat sosial diharapkan bisa terbongkar.

Untuk mencapai tujuan belajar di atas, maka proses pendidikan yang dilaksanakan seharusnya pendidikan yang dapat memanusiakan manusia, dimana di dalamnya terkandung sikap dan perilaku dari pendidik (Fasilitator, relawan dan pihak lain)  maupun peserta didik  yang menjunjung tinggi nilai - nilai kemanusiaan (saling menghargai, adil,setara, dsb).

Proses pendidikan sangat bergantung kepada paradigma pendidikan yang diyakini oleh pelaku pendidik ( dalam hal ini lembaga pengembang program/Pelaku PNPMM Perkotaan). Karena paradigrna pendidikan berimplikasi pada metode yang dipakai dalam prosesnya yang pada akhirnya akan berdampak pada kesadaran masyarakat.


Untuk menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat, maka paradigma yang digunakan adalah paradigma pendidikan kritis. Dalam perspektif kritis, pendidikan semestinya bisa menciptakan ruang bagi masyarakat untuk mengidentifikasi secara bebas dan kritis menuju transformasi social. Masyarakat didorong untuk belajar mengidentifikasi, menganalisa pola - pola hubungan (interaksi) mereka dalam hidup bermasyarakat untuk membongkar sekat - sekat sosial sehingga terjadi hubungan yang setara dan adil. Hubungan sosial yang setara dan adil, tidak ada dominasi dari salah satu pihak, akan terjadi apabila masyarakat saling menghargai. saling memberi, saling memahami sehingga terjadi manusia - manusia yang berdaya (sejati).

Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran yang memberdayakan tentu saja harusnya yang memungkinkan proses di atas terjadi. Oleh karena itu dalam PNPM Mandiri melode pembelajaran yang digunakan dalam proses pendampingan adalah Participatory Andragogy.

Dalam pe!aksanaannya, pendekatan pendidikan tersebut menekankan pada pembelajaran yang dialogis dengan prinsip – prinsip:

•     Pendamping adalah Fasilitator, bukan Guru

•     Baik Pendamping maupun Masyarakat adalah warga belajar

•     Semua warga belajar adalah subjek, artinya hubungan di antara semua warga belajar adalah hubungan yang adil dan setara, sedangkan obyeknya adalah reahlas kehidupan masyarakat

•     Komunikasi yang dibangun, komunikasi multi arah

•     Semua  warga  belajar,  menjadi  narasumber  bagi  yang  lainnya  karena  masing   -masing mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang khas yang bisa dibagikan kepada  yang lain sehingga akan 'memperkaya' pemahaman masing – masing.

Dengan pernbelajaran yang dialogis di atas, dalam prosesnya diharapkan :

•     Tidak terjadi saling 'jegal' untuk kepentingan pribadi, maupun kelompok

•     Tidak ada diskriminasi

•     Tumbuh  saling  pemahaman  terhadap  permasalahan  orang  lain  dan  lingkungan,  sehingga terjadi saling rnenghargai

•     Tumbuh kebersamaan

•     Tumbuh kepedulian, dsb

Oleh  karena  itu  fungsi  Fasilitator  adalah  'membongkar  sekat  -  sekat  sosial’,  yang  bisa memungkinkan proses di atas terjadi. Dalam PNPM Mandiri Perkotaan,    proses beIajar  tersebut dilaksanakan dalam tahapan siklus , artinya dalam memfasilitasi semua tahapan siklus seharusnya terjadi pembongkaran sekat -sekat yang menghilangkan dominasi dan diskriminasi dimana hal ini bisa terjadi dengan menumbuhkan nilal - nilai kemanusiaan. Oleh karena itu penumbuhan nilai - nilai (sikap perilaku) untuk membangun manusia yang berdaya (pemberdayaan sejati) menjadi pilar ulama dalam pendekatan pembelajaran PNPM Mandiri Perkotaan.