PNPM Mandiri Perkotaan, merupakan proses pembelajaran masyarakat dalam menanggulangi
kemiskinan. Proses pembelajaran
sebenarnya adalah proses pendidikan, artinya perubahan dapat
terjadi melalui proses pendidikan
yang didampingi oleh Fasilitator di wilayah Kelurahan/Desa
sasaran.
Melalui proses belajar ini, diharapkan
masyarakat mampu untuk merubah pola pikir dan sikap perilaku sebagai manusia yang
bertanggungjawab untuk menjalankan fitrahnya sebagai manusia,
yaitu manusia yang mampu memberikan potensi yang
ada dalam dirinya untuk kesejahteraan diri dan lingkungannya.
PNPM Mandiri Perkotaan mengawal proses
pembelajaran ini melalui tahapan
siklus, yaitu:
Siklus
|
Apa yang dipelajari?
|
||
Prinsip
Kemasyarakatan
|
Nilai – nilai
|
Pola pikir
|
|
Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM)
|
Partisipasi :
masyarakat
belajar memutuskan secara sadar upaya
pemecahan
masalah yang mereka butuhkan
|
Keadilan dan kesetaraan: semua lapisan masyarakat berhak untuk mendapatkan informasi dan mengambil keputusan
|
Masyarakat merupakan
subyek pembangunan dan berhak untuk menentukan
nasibnya sendiri tanpa
paksaan dari pihak luar, tetapi berdasarkan kesadaran
kritis mereka
|
Refleksi
Kemiskinan
|
Partisipasi,
terlibat untuk
menentukan masalah utama kemiskinan
secara transparan
dan demokratis.
|
Keadilan
dan kesetaraan, saling memahami, dan
saling perduli terhadap permasalahan
orang lain.
Kejujuran untuk
mengakui permasalahan.
|
Penyebab
utama kemiskinan : lunturnya nilai – nilai kemanusiaan.
Semua
pihak bertanggungjawab dalam
pemecahan masalah
kemiskinan.
Masyarakat mampu
melakukan analisa sebab akibat permasalahan kemiskinan
|
Siklus
|
Apa yang dipelajari?
|
||
Prinsip
Kemasyarakatan
|
Nilai – nilai
|
Pola pikir
|
|
Pemetaan
Swadaya
|
Partisipasi,
transparansi informasi dalam
menggali potensi dan
permasalahan
bersama.
|
Perduli terhadap permasalahan orang miskin, saling menghargai, saling
memahami, kesetaraan dalam
kegiatan,
Penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia, yang
diperlakukan adil dan setara dengan memberi kesempatan yang sama untuk terlibat.
Saling berbagi pengetahuan dan informasi (saling
memberi)
|
Masyarakat mampu
melakukan kajian dan penelitian sederhana
mengenai permasalahan di
wilayahnya, karena
masyarakatlah yang mempunyai pengetahuan
terhadap permasalahan
diri dan lingkungannya bukan
‘orang luar’.
Masyarakat mempunyai
potensi untuk memecahkan masalah tanpa harus
selalu tergantung kepada bantuan pihak luar.
Semua permasalahan kemiskinan baik itu masalah sosial, ekonomi maupun
lingkungan bersumber dari sikap dan perilaku para
pelaku pembangunan.
Kemiskinan merupakan masalah bersama
|
Pembangunan
BKM
|
Demokrasi, Partisipasi,
Desentralisasi di
dalam membangun kelembagaan
milik warga
masyarakat
yang
representative.
|
Kejujuran, keadilan,
kesetaraan, kerelawanan menjadi komitmen semua warga masyarakat.
|
Masyarakat mampu untuk mengorganisir diri dalam
menentukan siapa yang harus
memimpin.
Pemimpin yang dipilih adalah yang mempunyai kemampuan
menggunakan potensinya untuk kesejahteraan orang lain, pemimpin yang mempunyai sikap mental positif artinya merupakan
manusia yang berdaya (sejati).
|
Siklus
|
Apa yang dipelajari?
|
||
Prinsip
Kemasyarakatan
|
Nilai – nilai
|
Pola pikir
|
|
PJM Pronangkis
(perencanaan partisipatif)
|
Partisipasi,
transparansi, demokrasi dalam
proses belajar menyusun
rencana – rencana untuk memenuhi
kebutuhan warga masyarakat
sesuai dengan persoalan – persoalan yang
dihadapi.
|
Keadilan, kejujuran,
dan kebersamaan dalam upaya memenuhi kebutuhan
agar persoalan kemiskinan dapat ditanggulangi.
|
Masyarakat mampu untuk
merencanakan program .
Masyarakat mempunyai tanggungjawab untuk perencanaan.
Adil bukan beararti bagi rata, tetapi memberikan bantuan bagi yang paling membutuhkan.
Pengembangan program
tidak hanya bertumpu pada bantuan pihak luar akan
tetapi bisa mengoptimalkan potensi yang ada di masyarakat.
|
Pengorgani- sasian
KSM
|
Partisipasi,
demokrasi, akuntabilitas, di dalam proses berhimpun/berkel ompok sebagai
bagian ‘modal sosial’.
|
Kejujuran, keadilan,
kesetaraan, saling perduli di antara anggota kelompok, saling
memahami, saling
menghargai , saling percaya
|
Masyarakat mampu
mengorganisasikan
dirinya dalam kelompok
Masyarakat
Masayrakat miskin dapat dipercaya
|
Di dalam setiap tahapan siklus proses belajar tersebut dilaksanakan dengan
pendekatan kelompok
melalui Diskusi Kelompok
Terarah, rembug – rembug dan melaksanakan refleksi – refleksi bersama. Melalui diskusi –
diskusi dan refleksi dalam kelompok,
maka diharapkan terjadi dialog dan saling
berbagi pengetahuan, berbagi
informasi,
berbagi
sumberdaya, berbagi peluang yang
artinya berbagi ‘sumber
kekuasaan’
yang
dilandasi oleh
nilai – nilai
kemanusiaan. Diharapkan pada akhirnya akan tumbuh keperdulian terhadap permasalahan
orang lain dan lingkungan. Pendekatan ini juga dapat menciptakan pola
– pola hubungan masyarakat yang setara dan sekat – sekat
sosial diharapkan bisa terbongkar.
Untuk mencapai tujuan
belajar di atas, maka proses pendidikan yang dilaksanakan seharusnya pendidikan yang dapat memanusiakan manusia, dimana di dalamnya terkandung sikap dan
perilaku dari pendidik (Fasilitator, relawan dan pihak lain)
maupun peserta didik yang menjunjung tinggi nilai - nilai
kemanusiaan (saling menghargai,
adil,setara, dsb).
Proses pendidikan sangat bergantung
kepada paradigma pendidikan yang
diyakini oleh pelaku pendidik ( dalam hal ini lembaga pengembang program/Pelaku PNPMM Perkotaan). Karena paradigrna pendidikan berimplikasi
pada metode yang dipakai dalam
prosesnya yang pada akhirnya akan berdampak
pada kesadaran masyarakat.
Untuk menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat, maka paradigma yang
digunakan adalah paradigma pendidikan kritis. Dalam perspektif
kritis, pendidikan semestinya bisa menciptakan
ruang bagi masyarakat untuk
mengidentifikasi secara bebas dan kritis menuju
transformasi social. Masyarakat didorong untuk belajar mengidentifikasi, menganalisa pola - pola
hubungan (interaksi) mereka dalam hidup bermasyarakat
untuk membongkar sekat - sekat
sosial sehingga terjadi hubungan yang setara dan adil.
Hubungan sosial yang setara dan adil,
tidak ada dominasi
dari salah satu pihak,
akan terjadi apabila masyarakat saling menghargai. saling memberi, saling memahami sehingga terjadi manusia - manusia
yang berdaya (sejati).
Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran yang memberdayakan tentu saja harusnya
yang memungkinkan proses di atas terjadi. Oleh karena itu dalam PNPM Mandiri melode pembelajaran yang digunakan
dalam proses pendampingan adalah Participatory Andragogy.
Dalam pe!aksanaannya, pendekatan pendidikan tersebut menekankan pada
pembelajaran yang dialogis dengan prinsip – prinsip:
• Pendamping
adalah Fasilitator, bukan Guru
• Baik Pendamping
maupun Masyarakat adalah warga belajar
• Semua warga belajar adalah subjek, artinya hubungan di antara semua warga belajar adalah
hubungan yang adil dan setara, sedangkan obyeknya adalah reahlas
kehidupan masyarakat
• Komunikasi yang
dibangun, komunikasi multi
arah
•
Semua warga
belajar, menjadi narasumber bagi
yang
lainnya karena
masing -masing
mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang khas yang bisa dibagikan
kepada yang lain
sehingga akan 'memperkaya' pemahaman
masing – masing.
Dengan pernbelajaran yang dialogis di atas, dalam
prosesnya diharapkan :
• Tidak terjadi saling 'jegal' untuk kepentingan
pribadi, maupun kelompok
• Tidak ada
diskriminasi
•
Tumbuh saling
pemahaman
terhadap permasalahan orang lain
dan
lingkungan, sehingga
terjadi saling rnenghargai
• Tumbuh kebersamaan
•
Tumbuh kepedulian,
dsb
Oleh karena itu fungsi
Fasilitator adalah 'membongkar sekat - sekat sosial’,
yang
bisa
memungkinkan proses di atas terjadi. Dalam PNPM Mandiri
Perkotaan, proses beIajar
tersebut dilaksanakan dalam tahapan siklus , artinya dalam memfasilitasi semua tahapan siklus seharusnya terjadi pembongkaran sekat -sekat yang menghilangkan dominasi dan diskriminasi dimana hal ini
bisa terjadi dengan menumbuhkan nilal
- nilai kemanusiaan. Oleh karena itu penumbuhan nilai -
nilai (sikap perilaku) untuk
membangun manusia yang
berdaya (pemberdayaan sejati) menjadi pilar
ulama dalam pendekatan pembelajaran PNPM Mandiri
Perkotaan.