SELAMAT DATANG DI BLOG BKM SEJAHTERA DESA MEDALEM KEC.TULANGAN KAB.SIDOARJO

04 June 2013

Dorong Pemberdayaan Perempuan lewat ILO MAMPU


Sebagai penambah daya dorong kegiatan pemberdayaan perempuan dalam penanggulangan kemiskinan, International Labour Organization (ILO) atau Organisasi Buruh Internasional yang berada di bawah Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB); bekerja sama dengan PNPM Mandiri Perkotaan melahirkan program ILO MAMPU. Program ini melakukan pendekatan dengan cara memperkuat pembangunan ekonomi dan sosial perempuan, yang dicapai melalui penyediaan layanan pengembangan usaha bagi kelompok perempuan. Sekaligus merupakan daya dukung bagi perempuan terpinggirkan, rentan dan miskin pada masyarakat sasaran, guna mengatasi kemiskinan melalui akses terhadap pekerjaan yang produktif.
Hal tersebut dijelaskan oleh Koordinator Kota (Koorkot) Kabupaten Sidoarjo Winardi ketika Tim ILO dari Jakarta mengunjungi Desa Banjarpanji, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, pada Kamis, 30 Mei 2013. Ini merupakan kunjungan pertama Tim ILO ke lokasi sasaran ILO MAMPU Pilot Project di Kabupaten Sidoarjo. “Sebuah kebanggan bagi Tim Jatim 117, karena wilayah desa/kelurahan kami menjadi bagian dari kegiatan program ILO MAMPU,” katanya.
Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka menindaklanjuti rencana pengembangan masyarakat secara paralel di wilayah kerja PNPM Mandiri Perkotaan. Selain mengunjungi Kabupaten Sidoarjo, Tim ILO MAMPU juga ke Kota Surabaya dan Malang.




Ia menjelaskan, ILO MAMPU baru pertama kalinya dibentuk dengan Provinsi Sumatera Utara dan Jawa Timur yang terpilih sebagai lokasi pilot project kegiatan. Untuk Provinsi Jawa Timur, program ILO MAMPU mencakup Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo dan Kota Malang. Bagi Kabupaten Sidoarjo sendiri, program dilaksanakan di lima desa/kelurahan, yakni Desa Banjarpanji, Penatarsewu, Ketegan, Krembung dan Wonomelati, yang berada di dua kecamatan: Kecamatan Tanggulangin dan Kecamatan Krembung.
Program ILO MAMPU, kata Winardi, diharapkan bisa menjadi daya dukung dan pendorong berkembangnya KSM yang sudah difasilitasi oleh PNPM Mandiri. Terutama penguatan kelompok masyarakat yang berbasis kelompok perempuan. Karena, selama ini banyak hal yang belum bisa dilakukan Unit Pengelola kegiatan Keuangan (UPK ), Unit Pengelola kegiatan Lingkungan (UPL) dan Unit Pengelola kegiatan Lingkungan (UPS). Utamanya terkait pembinaan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Untuk Desa Banjarpanji saja, yang memiliki 25 KSM ekonomi beranggotakan 143 keluarga miskin, ternyata UPK belum mampu memberikan pembinaan dan penguatan KSM.
Kunjungan TIM ILO ke Desa Banjarpanji diisi dengan sesi Diskusi Kelompok atau Forum Group Discussion (FGD) bersama kelompok perempuan. Khususnya perempuan miskin dan telah menjalankan usaha kecil/menengah, baik yang pernah menerima Revolving Loan Fund (RLF) atau pinjaman ekonomi bergulir maupun yang belum pernah. Tim ILO juga akan  melakukan interview dengan tokoh masyarakat terutama anggota BKM dan pelaku PNPM lainnya.
Tim ILO MAMPU, yang terdiri atas dua orang: Project Officer di Surabaya Lilis Suryani dan Nia dari ILO Jakarta itu mengunjungi lokasi dengan didampingi oleh Koorkot Sidoarjo dan Asisten Koorkot (Askot) Manajemen Keuangan (MK) Agatha. Diawali dengan perkenalan dan wawancara dengan kepala desa. Dalam sesi tersebut, Kepala Desa Banjarpanji Choirul Anam mengapresiasi kehadiran tim ILO, berharap program ILO MAMPU benar-benar dapat direalisasikan di Sidoarjo, khususnya Desa Banjarpanji. Dan, program dapat memberikan manfaat serta digunakan untuk kepentingan masyarakat.

Kepala Desa (batik merah) memberikan masukan dan infomasi kepada Tim ILO yang didamping oleh Korkot Sidoarjo serta harapan agar program ILO MAMPU ini memberikan kemanfaatan bagi masyarakat
Dalam sambutannya, kepala desa yang biasa dipanggil Cak Anam itu menyampaikan bahwa mata pencaharian penduduk Desa Banjarpanji 80% mencari ikan sisa-sisa panen “buri”, dan penunggu/penjaga tambak. Oleh karena itu, Cak Anam meminta agar program ILO MAMPU kelak benar-benar mampu memberdayakan masyarakat yang berkelanjutan, bukan instan semata.
“Di Desa Banjarpanji, bikin apa saja bisa. Bikin kerupuk bisa, terasi juga bisa, juga pengolahan hasil ikan lain. Hanya saja, jiwa kewirausahaannya masih minim dan pemasarannya juga agak sulit,” ujar laki-laki yang juga memiliki usaha kolam ikan dan pemancingan ini.
Sedikit berkelakar, ia mengimbau kaum ibu agar membuat usaha, bukannya ngerumpi. “Dari pada wangi-wangi kantong kering, lebih baik bau asap tapi kantong tebal. Jangan lihat pekerjaan, tapi lihat hasilnya, uangnya,” kata Cak Anam. Lebih lanjut ia berharap agar ILO MAMPU dan PNPM Mandiri Perkotaan mampu membangun jiwa enterpreneur bagi masyarakat. 
Selanjutnya, acara FGD dilaksanakan dengan menghadirkan pelaku PNPM Mandiri Perkotaan—diwakili oleh Pimpinan Kolektif Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) Surya Mandiri, Desa Banjar Panji; tokoh masyarakat, pemerintah desa dan KSM perempuan yang diwakili oleh 5 KSM.
Pada kesempatan tersebut, Koordinator LKM Surya Mandiri Saifullah menyampaikan terima kasih atas kunjungan Tim ILO dan Tim Korkot Kabupaten Sidoarjo. Ia mengatakan, masyarakat sangat senang dengan program PNPM Mandiri Perkotaan yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2009 di Desa Banjarpanji. “Program ini telah mampu memberikan manfaat baik dari sisi lingkungan atau infrastruktur, sosial dan ekonomi.
Khusus untuk kegiatan ekonomi, di Desa Banjarpanji telah terbentuk sebanyak 25 KSM, dengan anggota perempuan berjumlah hampir 90%-nya. Berbagai KSM ini melakoni berbagai macam usaha. Di antaranya, meracang (jual sayur-mayur, ikan, dan lain-lain), membuat kue, membuka toko dan lain-lain. Namun, mengingat sumberdaya LKM dan UPK yang terbatas, KSM membutuhkan pendampingan guna peningkatan usaha dan penghasilan. Oleh karena itu, adanya rencana program ILO MAMPU ini disambut dengan baik.




Sementara itu, Tim ILO menyampaikan harapan dalam kunjungan tersebut, yakni secara khusus ingin menggali permasalahan perempuan. Lilis, Project Officer ILO di Surabaya mengatakan, dana bergulir yang sudah difasilitasi melalui program PNPM Mandiri mungkin belum mampu mendorong jiwa enterpreneur, yang dalam bahasa sederhananya: “Gak ngerti yaopo nggolek duit”. (Artinya: tidak tahu bagaimana mencari uang).
Ia mengatakan, proses ILO saat ini adalah merekrut fasilitator mata pencaharian, yang akan mendapat support dari ILO serta bertugas mendampingi kaum ibu di lokasi sasaran. ILO akan bekerjasama dengan Pusat Pengembangan Bisnis di Jakarta guna merumuskan bagaimana penguatan dan pengembangan kapasitas manusia, dan akan difasilitasi oleh fasilitator yang ada di setiap kecamatan. Tujuannya adalah tumbuh dan berkembangnya KSM ekonomi, terutama perempuan. Menurut Lilis, rencananya pada Agustus 2013 Tim Fasilitator sudah akan tiba di Banjarpanji dan mendampingi hingga tahun 2014.
“Kalau program ini sukses, bisa jadi akan dikembangkan ke kecamatan atau wilayah kabupaten lain di Indonesia,” tegas Lilis.
FGD yang dipandu oleh Nia dan Lilis sendiri dilaksanakan khusus kepada KSM perempuan, dengan membentuk kelompok diskusi melingkar. Secara umum pemandu dari Tim ILO menggali potensi usaha, kendala dan apa saja yang sudah dilakukan oleh kaum ibu dalam melakukan usaha, mencari modal dan bagaimana dengan program ekonomi yang sudah difasilitasi oleh PNPM Mandiri. Diskusi yang berlangsung terkesan sangat cair. Bahkan sesekali terdengar gurauan dan canda. Ini karena biasanya orang desa tidak bisa dihadapi dengan cara yang terlalu serius.
Diskusi diawali dengan pancingan pertanyaan-pertanyaan dari Tim ILO terkait dengan hal-hal tersebut di atas. Antara lain, pertanyaan tentang apa saja usaha para ibu peserta FGD, sudah berapa kali pinjaman, digunakan untuk apa uang dari PNPM, dan seterusnya. Diskusi begitu mengalir dan sangat hidup. Bahkan, Tim ILO mengakui banyak hasil yang diperoleh mereka dalam kunjungan awal ini. Lebih lanjut diharapkan, kunjungan ini memberi masukan dan manfaat bagi pengembangan program PNPM ke depan, khususnya untuk Tim ILO yang akan melaksanakan proyek ILO MAMPU di Kabupaten Sidoarjo. Sukses ILO MAMPU. Jayalah PNPM (Yudin)